Bukan Lagi Obat Berbahaya, Manfaat Ganja Dibeberkan WHO
Federasi Bangsa-Bangsa (PBB) sah mengatakan untuk hapus ganja dari kelompok obat paling beresiko di dunia. Keputusan yang paling diperhitungkan dan sering diundur ini dipandang buka jalan untuk peluasan riset ganja dan pemakaian klinis.
Pengambilan suara oleh Komisi Obat Narkotika, yang berbasiskan di Wina dan meliputi 53 negara anggota, menimbang rangkaian referensi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai reklasifikasi ganja dan turunannya.
Konsentrasinya untuk hilangkan ganja dari Daftar IV Pakta Tunggal 1961 mengenai Narkotika, di mana dia tercatat dari sisi opioid beresiko dan benar-benar adiktif seperti heroin.
Ini ialah kemenangan besar dan monumental untuk kami, kami tidak dapat mengharap lebih," kata seorang periset mandiri untuk peraturan narkoba, Kenzi Riboulet-Zemouli.
Ia menjelaskan jika ganja sudah dipakai sejauh riwayat untuk maksud penyembuhan dan keputusan di hari ini mengembalikan status itu.
Peralihan itu kemungkinan akan memberikan dukungan riset klinis dan usaha akreditasi di penjuru dunia. Pengambilan suara itu sebagai perubahan yang besar, yang dianggap berpengaruh positif ganja pada pasien.
Kami mengharap ini akan mendayagunakan semakin banyak negara untuk membikin rangka kerja yang memungkinkannya pasien yang memerlukan untuk memperoleh akses ke penyembuhan," tutur wapres di Canopy Growth, sebuah perusahaan ganja Kanada, Dirk Heitepriem, diambil dari situs NY Times.
Ganja untuk pemakaian klinis sudah naik dalam tahun-tahun ini dan produk yang memiliki kandungan turunan ganja seperti cannabidiol atau CBD, senyawa nonintoxicating, sudah banjiri industri kesehatan.
Beberapa riset memperlihatkan QQemas jika CBD bisa membuat perlindungan mekanisme saraf dan menurunkan kejang, ngilu, kekhawatiran, dan bengkak.
Diambil dari situs WHO, Referensi untuk mengganti kategorisasi mariyuana pertama kalinya dibikin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di tahun 2019. Tapi secara diplomatis mengadu domba, yang mengakibatkan penangguhan yang lumayan lama dalam pengambilan suara komisi PBB.
Beberapa riset sudah memperlihatkan dampak terapeutik cannabinoid untuk muntah dan mual pada penyakit fase lanjut seperti kanker dan AIDS.
Pemakaian terapeutik lain dari kanabinoid diperlihatkan oleh study termonitor, terhitung penyembuhan asma dan glaukoma, sebagai antidepresan, perangsang selera makan, antikonvulsan dan anti-spasmodik, riset di bagian ini harus diteruskan.
Komentar
Posting Komentar