Pernahkah Minum Obat Justru Tambah Sakit? Ini Enam Alasannya
Tiap orang yakin minum obat bisa membuat keadaan badan yang sakit lebih baik. Namun ada juga seorang yang telah minum obat tetapi berasa obat itu tidak bekerja atau mungkin tidak memberinya dampak positif.
Bahkan juga, semakin lama obat itu malah membuat badan lebih sakit dan lebih tidak nikmat tubuh.
Dalam info tercatat hellosehat.com, ada enam argumen kenapa obat tidak berperan optimal dalam tubuh atau bahkan juga berpengaruh tambah jelek.
Keadaan semacam itu Slot Online mungkin terjadi. Sedikit yang mengetahui memang jika obat yang diminum bisa jadi membuat seorang malah makin sakit.
Itu penyebabnya, untuk pastikan jika beberapa obat yang dimakan bekerja dengan aman dan efisien, karena itu harus ketahui beberapa faktor apa yang bisa memengaruhi kemanjuran obat itu.
- RESEP OBAT BARU
Efek dari beberapa obat bisa terjadi kapan pun. Tetapi, peluang akan semakin besar terjadi saat seorang coba obat baru maupun menukar jumlah dari obat yang awalnya dimakan.
Itu penyebabnya, saat sebelum minum obat, seharusnya harus bertanya dahulu efek yang diakibatkan ke dokter atau apoteker. Masalahnya obat seperti antibiotik ada yang mengakibatkan mual-mual yang diakibatkan tidak serius dan bisa diatasi.
Beberapa obat yang lain akan memberinya efek yang kemungkinan berjalan lama. Misalkan, obat tekanan darah yang dapat mengakibatkan batuk-batuk.
Bahkan juga, beberapa efek yang serius kadang ada seperti ada darah dalam urin atau tinja, napas sesak, penglihatan buram, atau sakit di kepala yang luar biasa. Bila ini terjadi, selekasnya konsultasi ke dokter.
- MINUM OBAT LAIN
Walau obat yang dipasarkan bebas di pasar tidak membutuhkan resep dokter, tetapi obat tipe itu masih tetap dapat mengakibatkan efek.
Tidak itu saja, tipe obat ini juga memungkinkan berhubungan jika seorang konsumsi obat bebas bertepatan dengan obat resep dokter.
Obat bebas yang umum dipakai seperti acetaminophen, ibuprofen, dan aspirin bisa mengakibatkan efek khususnya ke orang tua. Bila seorang memakai obat tiroid, karena itu perlu menghindar obat flu tertentu. Masalahnya kandungan pseudoephedrine dan dekongestan membuat seorang mengantuk dan akan mengusik performa obat tiroid.
- FAKTOR USIA
Penuaan adalah factor yang berperanan penting dalam mengganti efektifitas obat. Masalahnya penuaan sudah dihubungkan dengan pengurangan beragam peranan organ badan dalam seperti ginjal, yang bisa mengakibatkan proses pembuangan obat dari badan kelamaan hingga paparan obat dalam tubuh jadi lebih lama.
Itu penyebabnya, beberapa obat tertentu yang mempunyai resiko tinggi tidak dianjurkan untuk diresepkan ke beberapa orang yang berumur lebih dari 65 tahun.
- MAKANAN
Minum satu gelas juice jeruk bali merah (grapefruit) atau nikmati satu mangkuk salad sayur memang kedengar hal yang sehat dan tidak beresiko.
Tetapi beberapa makanan sehat yang kemungkinan biasa dimakan saat diet bisa mengakibatkan hubungan serius dengan beberapa obat tertentu. Misalkan, bila minum satu gelas juice jeruk bali selanjutnya sesudahnya minum obat statin (salah satunya tipe obat untuk turunkan cholesterol pada darah) dampaknya bisa lemahkan otot dan mengakibatkan kerusakan ginjal.
Tidak itu saja, bila konsumsi sayur hijau yang kaya vitamin K seperti kol dapat mengusik performa obat warfarin dalam menahan pembekuan darah.
- MINUM DUA OBAT DENGAN EFEK SAMPING YANG SAMA
Efek dari obat kadang dapat memiliki sifat aditif. Maknanya konsumsi dua ataupun lebih obat dengan efek yang serupa akan tingkatkan efek itu 2x lipat atau justru membuat tanda-tanda jadi lebih jelek.
Misalkan, seorang minum obat penenang lebih satu seperti opioid, pelemas otot, obat anti-cemas, antihistamin, atau obat tidur. Dampak yang diakibatkan bukanlah membuat semakin tenang, malah akan membuat seorang alami kecapekan 2x lipat.
- SUPLEMEN ATAU OBAT HERBAL
Menurut sebuah study di JAMA Intern Medicine, dijumpai lebih dari 42 % orang dewasa tidak memberitahu dokter bila mereka rupanya konsumsi obat pendamping seperti suplemen dan obat herbal.
Argumennya ialah karena mereka takut tidak disepakati sama dokter mereka. Tidak seperti obat dengan resep, obat herbal tidak ditata oleh BPOM (Tubuh Pemeriksa Obat dan Makanan) dan tidak lewat pengetesan ekstensif untuk menunjukkan jika obat itu aman dan efisien saat sebelum dipasarkan ke warga.
Vitamin, suplemen, atau obat herbal semua mempunyai efek dan dapat berhubungan dengan obat lain. itu penyebabnya, jangan sampai lupa konsultasi ke dokter lebih dulu saat sebelum konsumsi obat tertentu.
Komentar
Posting Komentar